Meski belum ke Tanah Haram, Anda pasti pernah mendengar tentang Hajar Aswad. Apa itu Hajar Aswad?
Hajar Aswad punya arti batu hitam. Batu
yang ada di salah satu sudut Ka`bah yakni di sebelah tenggara dan
menjadi tempat mulai dan akhir untuk melakukan ibadah thawaf.
Dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter
dari atas permukaan tanah. Bentuknya bulat telur dengan warna hitam
kemerah-merahan. Ada titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah di
dalamnya. Dibingkai dengan perak dengan ketebalan kurang lebih 10 cm
buatan oleh Abdullah bin Zubair.
Asalnya batu ini dari surga sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sejumlah muhadits.
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.” (HR. Timirzi, An-Nasa`I, Ahmad, Ibnu Khuzaemah dan Al-Baihaqi).
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Demi
Allah, Allah akan membangkit hajar Aswad ini pada hari qiyamat dengan
memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Dia
akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan
hak.” (HR. Tirmizy, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Asbahani).
Hajar Aswad, bagaimanapun juga adalah
batu biasa, meski kaum muslimin yang menciumnya atau menyentuhnya, hal
tersebut hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Umar bin Al-Khattab berkata, “Demi
Allah, aku benar-benar mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak
bisa memberi madharat maupun manfaat. Kalaulah aku tidak melihat
Rasulullah SAW menciummu aku pun tidak akan melakukannya.”
Wallahua’lam. [Paramuda/BersamaDakwah]
0 komentar:
Posting Komentar